LEMKARI
LEMKARI didirikan oleh ANTON LESIANGI, dibantu Drs KARIYANTO
DJOJONEGORO, bertepatan dengan berlangsungnya Kongres PORKI ke-III tgl
30 Agustus 1970 di Jakarta, dimana menghasilkan perpecahan dg
terbentuknya 2 PORKI yaitu PORKI Sabeth (yg jg disebut PORKI Kongres)
dan PORKI Anton. Kemudian pd hari yg sama, PORKI Sabeth menyatakan sbg
Institut Karate-do Indonesia (INKAI) dg lambang yg sama dg Japan Karate
Association (JKA) dan PORKI Anton menyatakan sbg Lembaga Karate-do
Indonesia (LEMKARI), dg lambang yg sama dg aliran “SHOTOKAN”. Secara
organisatoris, LEMKARI disahkan pd tanggal 12 September 1972 pd Kongres I
LEMKARI di Pandaan Jawa Timur yang juga merupakan Kongres PORKI ke-IV.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) LEMKARI yg pertama adalah : Brigjen TNI
Pur. Bayupati.
LEMKARI adalah Pendiri Utama FORKI, yang didirikan pd
tanggal 22 Oktober 1972 di Jakarta, pada Kongres PORKI ke-IV, yang
merupakan Kongres FORKI ke-I, dan terpilih Ketua Umum PB FORKI pertama
adalah Jend. Purn. Widjojo Soejono.
Perguruan ini bersifat Nasional dan Pengurus Besar (PB) berkedudukan di Jakarta.
Tingkatan sabuk (Obi) dan kyu dalam karate :
a. Sabuk putih (Shiro Obi) kyu 10 atau 9,5 atau 9
b. Sabuk kuning ( Ki Obi) kyu 8,5 atau 8 atau 7,5
c. Sabuk hijau (Midori Obi) kyu 6,5 atau 6
d. Sabuk biru (Ao Obi) kyu 5,5 atau 5 atau 4,5 atau 4
e. Sabuk coklat (Cha Obi) kyu 3,5 atau 3 atau 2,5 atau 2 atau 1,5 atau 1
f. Sabuk hitam (Kuro Obi), DAN 1 keatas (tanpa kyu)
2 Upacara tradisi karate dilakukan sebelum dan setelah latihan rutin, ujian dan demonstrasi pertandingan, rapat lengkap organisasi dan kongres.
3. Urut-urutan upacara tradisi karate :
a. Pimpinan upacara adalah Majelis Sabuk Hitam yang mengambil tempat di depan barisan.
b. Menyiapkan karateka berturut2 dari sabuk senior (senpai) sampai sabuk junior (kohai) dari kanan ke kiri.
c. Pengucapan sumpah karate oleh karateka senior (senpai)
d. Menenangkan pikiran (mokusho)
e. Penghormatan kappa bendera merah putih dan lambang FORKI dan lambang LEMKARI
f. Penghormatan kepada sesame karateka dan tempat latihan (Dojo)
4. Sumpah karate :
1) Sanggup memelihara kepribadian
2) Sanggup patuh pada kejujuran
3) Sanggup mempertinggi prestasi
4) Sanggup menjaga sopan santun
5) Sanggup menguasai diri
5 LEMKARI : LEMbaga KARate-do Indonesia.
6 Arti Lambang LEMKARI
a. BENTUK
: Bulat, ditengah terdapat gbr harimau siap menerkam, mencerminkan
seorang karateka yg siap menerkan/menyerang, selaras dengan
semangat/jiwa harimau ketika menerkan lawannya, yaitu dg sekali terkam
sanggup kalahkan lawan.
b. ARTI
: Bentuk bulat, melambangkan persatuan dan kesatuan yang universal,
member arti bahwa karate yang dibina LEMKARI dilandasi semangat revolusi
17 Agustus 1945 dan Pancasila.
c. WARNA
: Warna dasar putih, dg warbna hitam pada huruf tulisan “LEMKARI”,
warna kuning pada gbr harimau, warna merah mengelilingi lingkaran bulat.
d. ARTI : Warna dasar putih, menunjukkan kesucian.
Warna Kuning, menunjukkan keagungan
Warna hitam, menunjukkan ketangguhan tekad
Warna merah, menunjukkan keberanian
LEMKARI berazaskan Pancasila dan berdasarkan UUD 1945.
Salam Karate adalah : OSH yang berarti “Ya atau mengerti” dan dipergunakan untuk menghormati : Shihan (Guru Besar ), Sensei (Guru), Senpai (Senior/kakak Seperguruan), Kohai (Junior/Adik seperguruan), Pelatih, dan sesame Karateka lainnya.
Pelajaran Karate dibagi dalam 3 bagian utama :
a. KIHON (Teknik dasar), terdiri dari :
1) Tsuki (Punch) : Pukulan Lurus.
2) Uchi (Strike) : Pukulan Lecut (melengkung)
3) Keri (Kick) : Tendangan
4) Uke (Block) : Tangkisan
5) Dachi (Stances) : Kuda-kuda
b. KUMITE (Perkelahian), terdiri dari :
1) Gohon Kumite (Pertarungan 5 langkah)
2) Kihon Ippon Kumite (Teknik dasar kumite)
3) Jiyu Ippon Kumite (Teknik Dasar Pertarungan Bebas)
4) Jiyu Kumite (Pertarungan bebas)
c. KATA (Rangkaian Gerak dari Kihon/keindahan)
1) Kata 1 ( Heian Shodan)
2) Kata 2 ( Heian Nidan )
3) Kata 3 ( Heian Sandan )
4) Kata 4 ( Heian Yondan )
5) Kata 5 ( Heian Godan )
6) Kata 6 (Tekki Shodan )
7) Kemudian
berturut-turut nama2 KATA, antara lain : Bassai-Dai, Bassai-Sho, Jion,
Gojioshiosho, Unsu, Enpi, Gankaku, Kanku-Dai, Kanku-Sho, Tekki Nidan,
Hangetsu, Jitte, dll.
Istilah Karate :
a. Dojo : Tempat Latihan
b. Dogi (Karate-Gi): Pakaian Karate warna Putih baik celana maupun baju.
c. Lambang FORKI di sebelah Kanan baju karate dan lambang LEMKARI di sebelah kiri baju karate.
d. Obi : Sabuk Karate
e. Te : Tangan
f. Karate : Beladiri Tangan Kosong
g. Ka : Pelajar / Siswa
h. Karateka : Orang yang Belajar Karate
i. Karate-Do : Cara Beladiri Tangan Kosong
j. Yoi : Siap
k. “Karateka Yoi..!!!” : Karateka Siap..!!! (untuk memerintah karateka agar bersiap untuk bergerak)
l. Yame : berhenti
m. Rei : Hormat ( Menyuruh untuk menghormat ke sensei saat upacara Tradisi karate)
n. Jenis pukulan (Punch dan Strike) : Gyaku Tsuki, Oi Tsuki, Yama Tsuki, Enpi Uchi, Uraken Uchi, Tetsui Uchi (Lihat lampiran)
o. Chudan : Sasaran Arah Ulu hati (Perut) ; Jodan : Sasaran Arah kepala.
p. Jenis Tangkisan (Uke) :Gedan Barai, Age Uke, Ude Uke, Uchi Uke, Shuto Uke (Lihat Lampiran)
q. Jenis Tendangan (Keri) : Maegeri, Kekomi, Keage (Lihat Lampiran)
r. Jenis Kuda-Kuda (Dachi) : Zenkutsu Dachi, Kiba Dachi, Kokutsu Dachi (Lihat Lampiran)
s. Hajime : Mulai
t. Kyae : teriakan Dalam karate
u. Mawatte : balik Gedan barai
v. Kalo ada yang kurang, tambahin sendiri ya...
INKAI
1 Comment
INKANAS
Yapz ! ini dehh Sejarahnya INKANAS :
INKANAS didirikan oleh para pendiri Lemkari yang udah nyata'in keluar dari Lemkari, setalah dapat izin tertulis dari Ketua Umum PB. Lemkari Drs. Taufik Efendi yaitu Jenderal (Purn) Wijoyo Suyono, dkk, beberapa senior ex-Lemkari dan tokoh senior seluruh Indonesia bersama PB. MKC-IND melalui kongres MKC-IND pada 25 Agustus 2005 di Graha Kadin Kota Bandung yang berjalan sangat mulus dan lancar, dihadiri oleh 26 Pengda seluruh Indonesia yang merupakan tokoh ex Lemkari di Daerah, dan 6 (enam) Pengda tidak hadir tapi menyatakan dukungannya secara tertulis , selesai Kongres mereka diberi mandat untuk mendirikan Inkanas didaerah dan mensosialisasikan dalam arti luas kepada seluruh masyarakat.
Kongres dipimpin oleh Herman Muchtar, dan menghasilkan beberapa keputusan Penting diantaranya :
- Penetapan Logo perguruan yang baru
- Menetapkan Dewan Guru, terdiri dari Ketua Ir. Simpei Garang M.Eng, Ketua Pelaksana Harian Elong Tjandra SE, , Wakil Ketua Pelaksana Harian Ruslan Wahab dan Ir Bagus Ellan, Sekretaris Drs. Djafar E Jantang,Msi
Kongres juga menetapkan Team Formatur terdiri dari
Ketua : Herman Muchtar,
Sekretaris : Deofavan, SH, Anggota Ruslan Wahab, Tono Soe’oed SH, Drs. Djafar Djantang,
Team Formatur diberi waktu 1 (satu) bulan untuk menyusun pengurus Lengkap PB. INKANAS 2005-2008, apabila dalam masa belum terbentuk Kepengurusan PB. INKANAS, maka Formatur bertanggungjawab melaksanakan kegiatan Harian.
Dengan berdirinya Inkanas secara otomatis menjadi anggota PB. FORKI, karena mekanisme pembentukan Inkanas dilaksanakan sesuai ketentuan AD/ART Forki Bab V pasal 9 dan disaksikan oleh Ketua Umum PB. Forki Jenderal (Purn) Luhut B Pandjaitan, begitu juga dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan bagi atlit, pelatih, wasit sudah dapat membawa nama INKANAS diarena/event Daerah dan Nasional karena sudah mendapat Izin Pindah Perguruan secara kolektif dari Ketua Umum PB. Lemkari Bapak Drs. Taufik Efendi melalui surat Rekomendasi Nomor : 05/PB-LEM/KETUM/VIII/2005.
Bandung, 29 Agustus 2005
PENGURUS BESAR
INSITUT KARATE-DO NASIONAL ( INKANAS)
KETUA TEAM FORMATUR
HERMAN MUCHTAR
PENGURUS BESAR
INSITUT KARATE-DO NASIONAL ( INKANAS)
KETUA TEAM FORMATUR
HERMAN MUCHTAR
yang gatau aku kasih tauu niih ,yang udah tau itung-itung ngafalin lah ,hehee :D
Arti logo INKANAS
BULAT GARIS TEBAL BERWARNA HITAM :
Simbol persatuan dan kesatuan dengan tekad yang bulat dan teguh disertai sikap yang tegas untuk mampu menghadapi segala tantangan.
HURUF INSTITUT KARATE-DO NASIONAL BERWARNA PUTIH :
Simbol identitas organisasi dalam bentuk nama lengkap
HURUF INKANAS BERWARNA PUTIH :
Simbol Identitas organisasi dalam bentuk singkatan
BULAT KECIL DI DALAM BERWARNA HITAM :
Simbol Sumpah Karate dan sikap Bushido yang mendasari dan mejiwai karateka
GAMBAR LAMBANG SHOTOKAN BERWARNA PUTIH :
Simbol afiliasi aliran karate Shotokan
eiittt ,satu lagii nihh Logo INKANAS inii merupakan hasil Kongres MKC-IND I yang dilaksanain pada 28 Agustus di Bandung atas usul Ir. Andrian Tejakusuma.
okey ,info dari aku semoga bermanfaat ;)
BKC
BKC adalah singkatan dari
Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang
sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa
Rahadian Arsanata. BKC berpusat di kota Bandung, Jawa Barat Indonesia
dengan cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah Tanah Air Indonesia.
Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung
Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di
Jalan sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat
sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswi Sekolah Guru Pendidikan
Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang
mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat
latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer
Bandung.
DASAR DAN TUJUAN PENDIRIAN BKC
Menghimpun
para pemuda, pelajar, mahasiswa dan karyawan sipil maupun militer yang
mempunyai kegemaran dalam bidang Ilmu Bela Diri Karate pada khususnya
dan kegemaran berolahraga pada umumnya serta berbagai kalangan dalam
pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan
hormat-mengahormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya.
Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan
Beladiri yang Mandiri, yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga
pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu
melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya. Mendidik dan
membina setiap anggota dalam kekuatan fisik dan mental, karakter,
kedisiplinan dan keterampilan agar kelak dengan ilmu yang diperolehnya
dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat serta bertanggung
jawab demi kepentingan Bangsa, Negara dan Kemanusiaan. Membantu dan
berpartisipasi terhadap usaha Program Pemerintah dalam bidang pendidikan
pada khususnya, dan pengembangan olah raga pada umumnya. Serta turut
membantu mensukseskan Program Pemerintah dalam pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya.
DASAR PENDIDIKAN BELA DIRI BKC
Sumber
ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada
Tuntunan ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri
Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dan digabungkan dengan
berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, baik yang datang dari luar
maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip,
mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya
bangsa terlebih yang datang dari luar. Dasar pendidikan yaitu kekuatan
fisik, kedisiplinan, keterampilan dan sebagai pendidikan pelengkap
diantaranya pengetahuan umum tentang asal-usul Ilmu Bela Diri, budi
pekerti serta keagamaan berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
TEKNIK PELAJARAN BKC
Teknik
pelajaran sepenuhnya berdasarkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang
merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan BKC. Pada perinsipnya
tidak bersifat Jepang minded, tidak semua dasar pendidikan serta
kedisiplinan Jepang diterapkan atau ditiru dengan begitu saja, akan
tetapi disesuaikan dengan alam kepribadian Bangsa Indonesia yang luhur,
dengan menggunakan bahasa pengantar sehari-hari dalam latihan ialah
Bahasa Indonesia disamping bahasa Jepang sebagai pengetahuan.
Mengutamakan mutu dan prestasi di bidang teknik, kekuatan, fisik dan
mental dengan menerapkan dan penggemblengan disesuaikan kondisi fisik,
tingkat, usia, jenis kelamin serta norma susila dan keagamaan. Mempunyai
corak dan ciri khas tersendiri, berdiri sendiri dengan tidak menginduk
pada perguruan karate yang lain, baik yang ada di Indonesia maupun yang
ada di luar Indonesia. Menjalin kerjasama antar Perguruan, atas dasar
kekeluargaan, hormat menghormati, baik yang ada di luar Indonesia, BKC
cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. BKC tidak bernaung pada
organisasi sejenis yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
PARA PIMPINAN BKC DARI TAHUN KE TAHUN
Tercatat
sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo,
S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Purn) H.
Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Purn) R. Oetje Djunjunan alm.
Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC,
selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar
Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Purn) saleh M.
Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S alm.
(Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
BKC.
KEGIATAN-KEGIATAN BKC
Sejak
awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang
terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain
Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di
gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967,
Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa
Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai
Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada
tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran
Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono,
BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk
apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti
Perguruan : “ Pribadi Budi Ciri Mandiri Dan Mandiri Kharsa Puja Walagri “
GOJUKAI
Karate Goju pertama-tama diperkenalkan di Indonesia oleh seorang pedagang Jepang bernama Kunishiro Ishi (DAN IV), ini sekitar tahun 1960-an, tetapi pada waktu itu Ishi hanya melatih karate Goju dalam bentuk kelompok-kelompok kecil belum terorganisir rapi. Kunishiro Ishi mempunyai 3 Murid Senior yaitu Richard Menwidjaya, Maskun Prasetya dan Budhi Dharma.
Kemudian Setyo Harjono, Seorang Mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa dari Jepang, kembali ke Indonesia setelah meraih gelar Sarjana Ekonomi. Selama di jepang, Setyo Harjono selain menuntut pengetahuan Ekonomi. Ia juga memperdalam karate Goju pada Maha Guru Karate Do Gojukai, Gogen Yamaguchi. Dan tahun 1967 kembali ke Indonesia dengan meraih DAN IV.
Sebelum Setyo Harjono kembali ke Indonesia, alummi Jepang yang mendapat beasiswa pampasan perang dan juga mendalami ilmu beladiri Jepang sudah lebih dahulu kembali dari pada Setyo Harjono, mereka itu antara lain: Baud Adikusumo (Shotokan-Inkado), Anton Lesiangi (Shotokan-Lemkari), Sabeth Muhsin (Shotokan-Inkai), Chaerul Taman (Wadokai), Indra Kartasasmita bersaudara termasuk GinanjarKartasasmita (Shorinji Kempo) dan lain-lain.
Pada tanggal 15 agustus 1967, Setyo Harjono, SE. mendirikan “Karate Do Gojukai Indonesia” di Jakarta. Sebagai Komda (komisariat Daerah) lahirlah Komda DKI Jaya, lalu Komda-komda berikutnya.
Setyo Haryono mengajak Kunishiro Ishi bergabung ke dalam Organisasinya tetapi dengan alasan pribadi, Ishi Menolak, yang ikut bergabung adalah dua murid senior Ishi, yaitu : Richard Menwidjaya dan Maskum Prasetya, sedangkan Budhi Dharma kemudian mendirikan perguruan sendiri bernama Gokasi.
Pada masa pecahnya PORKI, Setyo Haryono berpihak pada Anton Lesiangi dengan membentuk Badan Kerja sama Olahraga Karate-Do Indonesia, kemudian membentuk FKSI (Federasi Karate-Do Seluruh Indonesia) dan terakhir FORKI (Federasi Olah Raga Karate Indonesia).
Aktivitas Karate-Do Gojukai Indonesia dimasa kepemimpinan almarhum Drs. Setyo Harjono sangat tinggi, baik dalam kegiatan Nasional FORKI maupun dalam kegiatan internasional dari IKGA. Pengiriman karateka-karateka Indonesia ke Hombu IKGA Tokyo berlatih dalam Japan Karate-Do College Tokyo berlangsung teratur. Antara lain karateka Gojukai Indonesia lulusan Japan Karate Do College-nya Gogen Yamaguchi, adalah shihan Iwan Pranagtio Dan 7 IKGA. Asisten-asistennya yang tersenior ketika itu adalah: Richard Menwidjaya, Maskum Prasetya dan Woerjono Rahmat.
Drs. Setyo Harjono, SE. wafat pada tahun 1979 dan Gojukai Indonesia diwariskan kepada Top senior yaitu Richard Menwidjaya, yang oleh Gogen Yamaguchi digelari Bruce Lee Bali, didalam kepemimpinan beliau didampingi oleh senior-senior Gojukai indonesia lainnya, seperti Maskum Prasetya, Achmad Ali, Yoke Parengkuan, Handri Kessek.
Komda (Komisariat Daerah) Gojukai Indonesia tertua setelah Gojukai DKI Jaya adalah Gojukai Komda Sul-Sel. Komda Sulsel ini didirikan oleh Sensei Richard Memwidjaya dengan Murid-muridnya antara lain, Achmad Ali, Howard Kowagan dan H. Ibrahim M. Rum.
SEJARAH KARATE-DO GOJUKAI JAWA BARAT
Adanya aktifitas latihan Karate-Do Gojukai di wilayah Jawa Barat, pertama kali disalah satu Vihara tua Klenteng di Kota Bogor tahun 1972, yang melatih saat itu adalah Maskun Prasetia Kyoshi, dan diwilayah Bekasi tahun 1975.
Eksistensi Gojukai terus berkembang tepatnya tanggal 25 Nopember 1975 latihan Karate-Do Gojukai pertama kali diadakan di Gg. Bambu Kuning Jl. Perjuangan (kini dojo Bambu Kuning), yang melatih saat itu adalah Yoce Singal Sensei
Secara organisasi sebelum terbetuknya Komda Jabar di wailayah Jawa Barat hanya ada tiga tempat latihan, diantaranya di Kota Bogor, Bekasi dan Karawang, untuk di Bekasi sendiri tempatnya di Bambu Kuning dan di Sekolah Strada atas dukungan Maryoto dan Sensei Sety Haryono pernah datang berkunjung serta melatih di Dojo Starada Bekasi.
Organisasi Gojukai Jawa Barat pertama dipimpin oleh Bp. Zein Rahman hanya untuk di Bogor pada era tahun 1980-1985, tidak lama berselang tahun 1985 dimotori oleh Tjepy Firmantoro Aloewie Sensei, Gojukai hadir, tumbuh dan berkembang, demikian pula dengan Bekasi hidup kembali dibawah kepemimpinan Rudy Jayanto Sensei dan Bogor dibawah kepemimpinan Jaya Santruna Sensei.
Di tahun 1986, Frankie Parengkuan Renshi datang di Jawa Barat bersama Jepri Senpai, mengadakan pertemuan dengan Rudy Jayanto Sensei dan Sudianto Romi Sensei yang tujuannya untuk membangun Gojukai Jawa Barat. Kemudian diadakan pertemuan Bogor, Bekasi dan Karawang, yang akhirnya terbentuklah kepengurusan Komda Jawa Barat dengan Dr. Tjepy Firmantoro Aloewie, M.Sc sebagai ketuanya apa awal bulan Juni 1986
Gojukai Jawa Barat resmi menjadi Komda Gojukai Jawa Barat pada tahun 1986 di era kepemimpinan Tjepy F. Aloewie tahun 1986-1990, dilanjutkan kepemimpinan Rudy Jayanto tahun 1990-1992, Sambas 1992-1997, Rudy Jayanto tahun 1997-2003, Yomanius Untung tahun 2003-2008, Rudy Jayanto tahun 2009-2012 dan Ahmad Ustuchri, SE tahun 2012-2014.
GOJUKAI
Karate Goju pertama-tama diperkenalkan di Indonesia oleh seorang pedagang Jepang bernama Kunishiro Ishi (DAN IV), ini sekitar tahun 1960-an, tetapi pada waktu itu Ishi hanya melatih karate Goju dalam bentuk kelompok-kelompok kecil belum terorganisir rapi. Kunishiro Ishi mempunyai 3 Murid Senior yaitu Richard Menwidjaya, Maskun Prasetya dan Budhi Dharma.
Kemudian Setyo Harjono, Seorang Mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa dari Jepang, kembali ke Indonesia setelah meraih gelar Sarjana Ekonomi. Selama di jepang, Setyo Harjono selain menuntut pengetahuan Ekonomi. Ia juga memperdalam karate Goju pada Maha Guru Karate Do Gojukai, Gogen Yamaguchi. Dan tahun 1967 kembali ke Indonesia dengan meraih DAN IV.
Sebelum Setyo Harjono kembali ke Indonesia, alummi Jepang yang mendapat beasiswa pampasan perang dan juga mendalami ilmu beladiri Jepang sudah lebih dahulu kembali dari pada Setyo Harjono, mereka itu antara lain: Baud Adikusumo (Shotokan-Inkado), Anton Lesiangi (Shotokan-Lemkari), Sabeth Muhsin (Shotokan-Inkai), Chaerul Taman (Wadokai), Indra Kartasasmita bersaudara termasuk GinanjarKartasasmita (Shorinji Kempo) dan lain-lain.
Pada tanggal 15 agustus 1967, Setyo Harjono, SE. mendirikan “Karate Do Gojukai Indonesia” di Jakarta. Sebagai Komda (komisariat Daerah) lahirlah Komda DKI Jaya, lalu Komda-komda berikutnya.
Setyo Haryono mengajak Kunishiro Ishi bergabung ke dalam Organisasinya tetapi dengan alasan pribadi, Ishi Menolak, yang ikut bergabung adalah dua murid senior Ishi, yaitu : Richard Menwidjaya dan Maskum Prasetya, sedangkan Budhi Dharma kemudian mendirikan perguruan sendiri bernama Gokasi.
Pada masa pecahnya PORKI, Setyo Haryono berpihak pada Anton Lesiangi dengan membentuk Badan Kerja sama Olahraga Karate-Do Indonesia, kemudian membentuk FKSI (Federasi Karate-Do Seluruh Indonesia) dan terakhir FORKI (Federasi Olah Raga Karate Indonesia).
Aktivitas Karate-Do Gojukai Indonesia dimasa kepemimpinan almarhum Drs. Setyo Harjono sangat tinggi, baik dalam kegiatan Nasional FORKI maupun dalam kegiatan internasional dari IKGA. Pengiriman karateka-karateka Indonesia ke Hombu IKGA Tokyo berlatih dalam Japan Karate-Do College Tokyo berlangsung teratur. Antara lain karateka Gojukai Indonesia lulusan Japan Karate Do College-nya Gogen Yamaguchi, adalah shihan Iwan Pranagtio Dan 7 IKGA. Asisten-asistennya yang tersenior ketika itu adalah: Richard Menwidjaya, Maskum Prasetya dan Woerjono Rahmat.
Drs. Setyo Harjono, SE. wafat pada tahun 1979 dan Gojukai Indonesia diwariskan kepada Top senior yaitu Richard Menwidjaya, yang oleh Gogen Yamaguchi digelari Bruce Lee Bali, didalam kepemimpinan beliau didampingi oleh senior-senior Gojukai indonesia lainnya, seperti Maskum Prasetya, Achmad Ali, Yoke Parengkuan, Handri Kessek.
Komda (Komisariat Daerah) Gojukai Indonesia tertua setelah Gojukai DKI Jaya adalah Gojukai Komda Sul-Sel. Komda Sulsel ini didirikan oleh Sensei Richard Memwidjaya dengan Murid-muridnya antara lain, Achmad Ali, Howard Kowagan dan H. Ibrahim M. Rum.
SEJARAH KARATE-DO GOJUKAI JAWA BARAT
Adanya aktifitas latihan Karate-Do Gojukai di wilayah Jawa Barat, pertama kali disalah satu Vihara tua Klenteng di Kota Bogor tahun 1972, yang melatih saat itu adalah Maskun Prasetia Kyoshi, dan diwilayah Bekasi tahun 1975.
Eksistensi Gojukai terus berkembang tepatnya tanggal 25 Nopember 1975 latihan Karate-Do Gojukai pertama kali diadakan di Gg. Bambu Kuning Jl. Perjuangan (kini dojo Bambu Kuning), yang melatih saat itu adalah Yoce Singal Sensei
Secara organisasi sebelum terbetuknya Komda Jabar di wailayah Jawa Barat hanya ada tiga tempat latihan, diantaranya di Kota Bogor, Bekasi dan Karawang, untuk di Bekasi sendiri tempatnya di Bambu Kuning dan di Sekolah Strada atas dukungan Maryoto dan Sensei Sety Haryono pernah datang berkunjung serta melatih di Dojo Starada Bekasi.
Organisasi Gojukai Jawa Barat pertama dipimpin oleh Bp. Zein Rahman hanya untuk di Bogor pada era tahun 1980-1985, tidak lama berselang tahun 1985 dimotori oleh Tjepy Firmantoro Aloewie Sensei, Gojukai hadir, tumbuh dan berkembang, demikian pula dengan Bekasi hidup kembali dibawah kepemimpinan Rudy Jayanto Sensei dan Bogor dibawah kepemimpinan Jaya Santruna Sensei.
Di tahun 1986, Frankie Parengkuan Renshi datang di Jawa Barat bersama Jepri Senpai, mengadakan pertemuan dengan Rudy Jayanto Sensei dan Sudianto Romi Sensei yang tujuannya untuk membangun Gojukai Jawa Barat. Kemudian diadakan pertemuan Bogor, Bekasi dan Karawang, yang akhirnya terbentuklah kepengurusan Komda Jawa Barat dengan Dr. Tjepy Firmantoro Aloewie, M.Sc sebagai ketuanya apa awal bulan Juni 1986
Gojukai Jawa Barat resmi menjadi Komda Gojukai Jawa Barat pada tahun 1986 di era kepemimpinan Tjepy F. Aloewie tahun 1986-1990, dilanjutkan kepemimpinan Rudy Jayanto tahun 1990-1992, Sambas 1992-1997, Rudy Jayanto tahun 1997-2003, Yomanius Untung tahun 2003-2008, Rudy Jayanto tahun 2009-2012 dan Ahmad Ustuchri, SE tahun 2012-2014.